Khairu : “Kita Terpaksa Mengelus Dada Dan Menahan Selera”
Kuala Tungkal – jurnalbidas.com. Saat ini nasib masyarakat khususnya para petani di daerah serangkuh dayung serentak ketujuan hanya mampu mengelus dada, menahan selera menghadapi suasana yang kian menyiksa perekonomian masyarakat yang menggantungkan kehidupannya pada hasil pertanian.
Hal ini disebabkan menurunnya harga jual hasil pertanian masyarakat Kab. Tanjab Barat yang kian hari kiat mencekik. Seperti harga buah pinang berkisar Rp.9000/kg, harga kelapa kupas Rp.500/kg, dan harga kelapa sawit Rp. 500/kg, Sementara kopi Rp. 30.000/kg.
“Kita terpaksa mengelus dada, menahan selera akibat anjloknya harga hasil perkebunan, sementara buah hasil pertanian cukup baik hanya saja harga jual saat ini tak sebanding dengan kos.” Singkat Khairul (40) salah satu petani, (27/8).
Terpisah, Ridwan salah satu pedagang di dalam kota kuala tungkal turut merasakan dampak dari melemahnya perekonomian masyarakat. “Pasar saat ini terbilang sangat sepi, omset menurun karena kurangnya daya beli masyarakat akibat turunnya harga hasil pertanian.” Ungkapnya, (27/8).
Ridwan berharap Pemerintah Kab. Tanjab Barat dapat memberikan solusi atas anjloknya harga hasil pertanian yang menyebabkan melemahnya perekonomian saat ini, “Pak Bupati juga berbasik seorang petani, memiliki lahan perkebunan keluarga. Tentu secara tidak langsung turut merasakan efek dari anjloknya harga hasil pertanian, kita berharap Pemerintah membantu mencarikan solusi permasalahan ini.” Tandasnya. (St*2)
Komentar